SEJARAH

Minggu, 13 November 2011

SEJARAH ( Dukungan Spontan dan Tindakan Heroik di Berbagai Daerah terhadap Pembentukan Negara dan Pemerintah Republik Indonesia )

            Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan perwujudtan niat dan tekad rakyat Indonesia untuk merdeka melepaskan diri dari penjajahan. Proklamasi Kemerdekaan, menimbulkan tanggapan dari rakyat Indonesia berupa gerakan spontan rakyat Indonesia yang mendukung Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Rakyat Indonesia berupaya menegakkan kedaulatan Indonesia yang baru saja merdeka.
            Dukunagn spontan tersebut bertujuan untuk mengusahakan secepat mungkin tegaknya kekuasaan Republik Indonesia baik ditingkat pusat maupun di daerah sehingga rakyat Indonesia berani menghadapi baik dengan pasukan Sekutu maupun Jepang yang masih berada di Indonesia. Wujud dukungan spontan rakyat Indonesia, sebagai berikut :

1.      Rapat Raksasa di Lapangan Ikada
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 memunculkan permasalahan baru. Belanda sangat menampakan ketidak setujuannya atas kemerdekaan Indonesia. Belanda menunjukan keinginannya untuk berkuasa kembali atas wilayah anah air Indonesia. Dipihak lain sekutu yang semula hanya berkepentingan dengan Jepang justru mendukung keinginan Belanda. Pemerintah Jepang sendiri, tanggal 10 September 1945 telah mengumumkan akan menyerahkan Indonesia pada Sekutu.
Menghadapi kenyataan tersebut para pemuda yang tergabung dalam komite Van Acctie Menteng 31 berperan sebagai pelopor gerakan pemuda di Jakarta. Memunculkan gagasan untuk mengerahkan massa dalam suatu rapat raksasa di Lapangan Ikada dan rakyat siap mendengarkan pidato para pemimpin bangsa Indonesia. Suasana di Lapangan Ikada menjadi tegang setelah pasukan Jepang datang dan mengepung lengkap dengan senjatanya sehingga sewaktu - waktu dapat terjadi bentrokan dan pertumpahan darah.
Dalam rapat Presiden Soekarno mengemukakan pidatonya dengan inti :
a.       Meminta dukungan dan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah Republik Indonesia.
b.       Menuntut rakyat untuk mematuhi kebijakan - kebijakan pemerintah dengan disiplin.
c.        Memerintahkan rakyat untuk bubar meninggalkan lapangan dengan tenang.
Perintah yang dikeluarkan Presiden Soekarno dipatuhi sehingga rapat raksasa
diLapangan Ikada berakhir dengan aman dan tertib.
            Makna yang sangat besar pada Rapat raksasa di Lapangan Ikada :
a.       Rapat berahasil mempertemukan pemerintah RI dengan rakyat.
b.      Rapat merupakan perwujudtan kewibawaan pemerintah RI di hadapan rakyat.
c.        Rapat berhasil menggugah kepercayaan rakyat akan kekuatan bangsa Indonesia sendiri.

2.      Pernyataan Sri Sultan Hamengkubuwono IX
Pada masa penjajahan Hindia-Belanda, Kesultanan Yogyakarta merupakan salah satu pecahan dari Kerajaan Mataram akibat perjanjian Giyanti tahun 1755 dan Perjanjian Salatiga tahun 1757. Sekitar tahun 1945 Kesultanan Yogyakarta berada di bawah pimpinan Sultan Hamengkubowono IX.
Ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia mulai tersebar di penjuru tanah air, Sultan Hamengkubowono IX spontan menyatakan bahwa Yogyakarta tergabung dengan Republik Indonesia.
Tanggal 5 September 1945 Sultan Hamengkubowono IX mengeluarkan pernyataan sebagai bentuk dukungan terhadap Republik Indonesia, sebagai berikut :
a.       Negeri Yogyakarta Hadiningrat yang bersifat kerajaan adalah daerah istimewa bagian dari negara Republik Indonesia.
b.       Hubungan antara Yogyakarta dengan pemeritah pusat negara Indonesia bersifat langsung dan akan bertanggung jawab langsung kepada presiden Republik Indonesia.
c.       Sultan Hamengkubowono IX memerintahkan segenap penduduk Yogyakarta untuk mengindahkan amanat tersebut.

3.      Tindakan Heroik di Berbagai Daerah sebagai Bentuk Dukungan terhadap Negara dan Pemerintah RI.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dikumandangkan tanggal 17 Agustus 1945 mendapat dukungan dari rakyat Indonesia yang melahirkan keberanian untuk menegakkan kedaulatan Indonesia di wilayah masing – masing. Cara yang dilakukan, dengan melakukan tindakan – tindakan kepahlawanan ( heroik ) di berbagai tempat di Indonesia. Rakyat Indonesia segera merebut tempat – tempat strategis yang masih dikuasai oleh Jepang, berusaha melucuti senjata Jepang dengan tujuan :
a.       Mendapatkan senjata sebagai modal perjuangan selanjutnya.
b.      Mencegah agar senjata Jepang tidak jatuh ke tangan Sekutu/Belanda.
c.       Mencegah agar senjata Jepang tidak digunakan untuk membunuh rakyat.
Beberapa tindakan Heroik di Indonesia :

a)      Tindakan heroik di Yogyakarta

Tanggal 26 September 1945, sejak pukul 10 pagi semua pegawai instansi pemerintah dan perusahaan yang dikuasai Jepang melaksanakan aksi mogok. Memaksa agar orang – orang Jepang menyerahkan aset dan kantornya kepada orang Indonesia.
Tanggal 27 September 1945 Komite Nasional Indonesia Daerah Yogyakarta mengumumkan bahwa kekuasaan di daerah tersebut telah di tangan Pemerintah Republik Indonesia, hari itu diterbitkan surat kabar Kedaulatan Rakyat.

b)     Tindakan Heroik di Surabaya / Insiden Bendera

Pada tanggal 19 september 1945 segelintir orang belanda bekas tawanan jepang mengibarkan bendera Belanda pada sebuah tiang di atas hotel yamato. Kejadian itu menyebabkan rakyat marah dan menyerbu hotel tersebut. Rakyat berhasil menurunkan sekaligus merobek warna birunya, kemudian mengibarkannya kembali sebagai bendera merah putih. Insiden tersebut disebut sebagai insiden bendera.

Sementara itu, para pemuda pejuang juga merebut beberapa gudang senjata, pabrik-pabrik, markas-markas tentara jepang, dan bahkan pengkalan angkatan laut ujung. Peristiwa lain di surabaya yang cukup Heroik terjadi ketika para pemuda merebut markas kempetai (polisi militer jepang) pada tanggal 1 oktober 1945.

Selain itu , juga terjadi pertempuran yang terjadi pada tanggal 10 November 1945. Peristiwa tersebut merupakan rangkaian peristiwa yang dimulai sejak kedatangan pasukan sekutu dengan bendera AFNEI di Jawa Timur. Khusus untuk surabaya, amerika serikat menempatkan Brigade 49, yaitu bagian dari divisi ke 23 sekutu. Bridge 49 dipimpin oleh Brigjen A.W.S. Mallaby yang mendarat pada tanggal 25 oktober 1945.

Pada mulanya pemerintah jawa timur enggan menerima kedatangan sekutu. Kemudian dibuat kesepakatan antara Gubernur Jawa Timur R.M.T.A. Suryo dengan Brigjen A.W.S. Mallaby.
Kesepakatan itu adalah sebagai berikut.

a. Inggris berjanji tidak mengikut sertakan angkatan perang belanda
b. Menjalin kerja sama kedua pihak untuk menciptakan keamanan dan ketentraman
c. Akan dibentuk kontrak biro
d. Inggris akan melucuti senjata Jepang

Dengan kesepakatan itu, inggris diperkenankan memasuki kota Surabaya. Ternyata pihak inggris ingkar janji. Itu terlihat dari penyerbuan penjara kalisosok 26 oktober 1945. Inggris menduduki pangkalan udara Tanjung perak tanggal 27 oktober 1945, seta menyebabkan pamflet yang berisi perintah agar rakyat Surabaya dan Jawa Timur menyerahkan senjata-senjata mereka.

Kontrak senjata antar sekutu dan rakyat surabaya sudah terjadi sejak 27 oktober 1945. Karena terjadi kontrak senjata yang dikhawatirkan meluas, Presiden Soekarno dan Wasil Presiden Moh. Hatta mengadakan perundingan. Kedua belah pihak merumuskan hasil perundingan sebagai berikut.
1.      Surat-surat selebaran/pamflet dianggap tidak berlaku
2.      Serikat mengakui keberadaan TKR dan Polisi Indonesia
3.      Seluruh Kota Surabaya tidak lagi dijaga oleh serikat, sedangkan kamp-kamp tawanan dijaga bersama-sama
4.      Tanjung Perak dijaga bersama TKR, Serikat, dan Polisi Indonesia
Walaupun sudah terjadi perundingan, akan tetapi berbagai tempat di kota Surabaya tetap terjadi bentrok senjata antara Serikat dan rakyat Surabaya yang bersenjata. Pertempuran seru terjadi di gedung bank internatio di jembatan merah. Gedung itu di kepung oleh para pemuda yang menuntut agar pasukan A.W.S. Mallaby menyerah. Tuntutan para pemuda itu di tolak pasukan serikat. Karena begitu gencarnya pertempuran di sana, akibatnya terjadi kejadian fatal, yaitu meninggalnya A.W.S Mallaby tertusuk bayonet dan bambu runcing. Peristiwa ini terjadi tanggal 30 oktober 1945.
Dengan meninggalnya A.W.S. Mallaby, pihak inggris memperingatkan rakyat Surabaya dan meminta pertanggungjawaban. Mereka mengancam agar rakyat Surabaya menyerah dan akan dihancurkan apabila tidak mengindahkan seruan itu. Ultimatum inggris bermakna ancaman balas dendam attas pembunuhan A.W.S. Mallaby disertai perintah melapor ke tempat-tempat yang ditentukan. Disamping itu, pemuda bersenjata harus menyerahkan senjatanya. Ultimatum inggris itu secara resmi ditolak rakyat surabaya melalui pernyataan Gubernur Soerjo.

Karena penolakan itu, pertempuran tidak terhindarkan lagi, maka pecahlah pertempuran pada tanggal 10 November 1945. Sekutu mengerahkan pasukan infrantri dengan senjata-senjata berat. Peristiwa heroik ini berlangsung hampir 3 minggu. Dalam pertempuran tersebut, malalui siaran radio, Bung Tomo membakar arek-arek suroboyo. Pertempuran yang memakan korban banyak dari pihak bangsa indonesia ini diperingati Hari Pahlawan pada setiap tanggal 10 November. Peringatan itu merupakan komitmen bangsa indoneisa yang berupa penghargaan terhadap kepahlawanan rakyat Surabaya sekaligus mencerminkan tekad perjuangan seluruh bangsa indonesia.

c)      Tindakan Heroik di Semarang/Pertempuran 5 Hari di Semarang

Terjadi tanggal 15 -20 Oktober 1945. Pertempuran berawal dari adanya bentrokan antara polisi Indonesia dengan tentara Jepang dan adanya desas desus bahwa Jepang meracuni cadangan air minum di daerah Candi ( daerah Semarang bagian selatan ). Dr. Karyadi yang sedang memeriksa cadangan air minum tersebut ditembak oleh pasukan Jepang sehingga menimbulkan kemarahan rakyat. Terjadilah pertempuran selama 5 hari yang banyak menimbulkan korban. Untuk mengenang peristiwa tersebut dan mengenang keberanian para pemuda maka didirikan Monumen Tugu Muda.
d)     Tindakan Heroik di Makasar

Tanggal 19 Agustus 1945, rombongan Dr. Sam Ratulangi, Gubernur Sulawesi, mendarat di Sapinia, Bulukumba. Setelah sampai di Ujung Pandang, Gubernur segera membentuk pemerintahan daerah. Mr. Andi Zainal Abidin diangkat sebagai Sekretaris Daerah. Para pemuda mengorganisasi diri dan merencanakan merebut gedung – gedung vital seperti studio radio dan tangsi polisi. Kelompok pemuda terdiri dari kelompok Barisan Berani Mati (Bo-ei Taishin), bekas Kaigun Heiho dan pelajar SMP. Tanggal 28 Oktober 1945 mereka bergerak menuju sasaran. Akibat peristiwa tersebut pasukan Australia yang telah ada bergerak dan melucuti mereka. Sejak peristiwa tersebut gerakan pemuda dipindahkan dari Ujung Padang ke Polombangkeng.

e)      Tindakan Heroik di Bali

Para pemuda Bali membentuk berbagai organisasi pemuda, seperti AMI, Pemuda Republik Indonesia ( PRI ), pada akhir Agustus 1945. Mereka berusaha untuk menegakkan Republik Indonesia melalui perundingan tetapi mendapat hambatan dan pasukan Jepang. Tanggal 13 Desember 1945 dilakukan gerakan serentak untuk merebut kekuasaan dari tangan Jepang meskipun gagal.

f)       Tindakan Heroik di Banda Aceh

Sejak tanggal 6 Oktober 1945 para pemuda membentuk Angkatan Muda Indonesia ( API ) segera bergerak mengambil alih dan merebut kantor – kantor pemerintahan yang masih dikuasai oleh Jepang. Di tempat yang sudah berhasil direbut, dikibarkan bendera Merah Putih. Dibeberapa tempat mereka juga berhasil melucuti senjata Jepang.

g)      Tindakan Heroik di Bandung

Diawali dengan usaha para pemuda untuk merebut pangkalan Udara Andir dan pabrik senjata bekas ACW (Artillerie Constructie Winkel, sekarang Pindad). Berlangsung sampai pasukan Sekutu datang tanggal 17 Oktober 1945.

Di Bandung para pemuda juga berusuha merebut tempat-tempat di bandar udara andir dan pabrik senjata milik Jepang.Pada tanggal 23 Maret 1946 terjadi sebuah peristiwa yang menyebabkan hingga saat ini bandung disebut sebagai bandung lautan api. Peristiwa itu adalah terbakarnya kota Bandung sebelah selatan akibat politik bumi yang hangus yang diterapkan oleh TKR. Peristiwa itu terjadi karena setelah adanya ultimatum perintah pengosongan Bandung.

Seperti kota-kota yang lainnya, di bandung juga terjadi peluncuran senjata terhadap Jepang. Di pihak lain, tentara serikat menghendaki agar persenjataan yang telah dikuasai rakyat indonesia diserahkan kepada mereka. Para pejuang akhirnya meninggalkan Bandung, tetapi terlebih dahulu membumihanguskan kota Bandung. Peristiwa tagis ini kemudian dikenal sebagai peristiwa Bandung Lautan Api.

h)     Tindakan Heroik di Sumatra Selatan

Tanggal 8 Oktober 1945 Residen Sumatra Selatan Dr. A.K. Gani bersama seluruh pegawai Gunseibu dalam suatu upacara menaikan bendera Merah Putih. Diumumkan Juga bahwa seluruh Karisidenan Palembang hanya ada satu kekuasaan yakni kekuasaan Republik Indonesia. Perbutan kekuasaan di Palembang berlangsung tanpa insiden sebab orang-orang Jepang telah menghindar saat terjadi demonstrasi.

i)        Tindakan Heroik di Sulawesi Utara

Tanggal 14 Februari 1946, para pemuda Indonesia anggota KNIL tergabung dalam Pasuka Pemuda Indonesia (PPI) mengadakan gerakan Tangsi Putih dan Tangsi Hitam di Teling, Manado. Mereka membebaskan tawanan yang mendukung Republik Indonesia antara lain Taulu, Wuisan, Sumanti, G.A Maengkom, Kusno Dhanupojo, G.E. Duhan, juga menahan Komandan Garnisun Menado dan semua pasukan Belanda di Teling dan Penjara Manado. Diawali peristiwa tersebut para pemuda menguasai markas Belanda di Tomohon dan Tordano. Berita dan perebutan kekuasaan tersebut dikirim ke Pemerintah Pusat yang saat itu di Yogyakarta dan mengeluarkan maklumat no 1 yang ditandatangi oleh Ch.Ch.Taulu. Pemerintah sipil dibentuk tanggal 16 Februari 1946 sebagai rasiden dipilih B.W. Lapian.

j)       Tindakan Heroik di Pulau Sumbawa

Bulan Desember 1945, para pemuda berusaha merebut senjata dari pasukan Jepang sehingga terjadi bentrokan dengan tentara Jepang di daerah Gempe dan Sape.

k)     Tindakan Heroik di Kalimantan

Di beberapa kota Kalimantan mulai timbul gerakan yang mendukung proklamasi. Akibatnya tentara Australia yang sudah mendarat atas nama Sekutu mengeluarkan ultimatum melarang semua aktifitas politik seperti demonstrasi dan mengibarkan bendera Merah Putih, memakai lencana Merah Putih dan mengadakan rapat. Namun kaum nasionalis tetap melaksanakannya. Tanggal 14 November 1945, sejumlah tidak kurang 8000 orang berkumpul di depan komplek NICA sambil membawa bendera Merah Putih.

l)        Tindakan Heroik di Gorontalo

Tanggal 13 September 1945 di kota Gorontalo terjadi perebutan senjata terhadap markas - markas Jepang. Kedaulatan Republik Indonesia berhasil ditegakkan dan para pemimpin republik menolak ajakan untuk berunding dengan pasukan pendudukan Australia.

m)   Tindakan Heroik di Ambarawa (perang Ambarawa)

Pada tanggal 20 November sampai dengan 15 Desember 1945 terjadi pertempuran antara TKR dan pasukan Inggris. Peristiwa ini berawal dari kedatangan tentara sekutu di Semarang tanggal 20 Oktober 1945. Tujuan semula pasukan itu adalah mengurus tawanan perang. Akan tetapi, ternyata mereka diboncengi oleh NICA yang kemudian mempersenjatai para tawanan.

Di ambarawa 20 oktober 1945 pecahlah pertempuran antar TKR yang dipimpin Mayor Sumarto dengan tentara serikat. Dalam pertempuran itu gugur Letkol Isdiman, Komandan Resimen Banyumas. Dengan gugurnya Kolonel Isdiman, komando pasukan di ambil alih oleh Letnan Kolonel Sudirman yang saat itu menjabat sebagai panglima divisi Banyumas.
Pasukan serikat menggunakan para tawanan Jepang yang telah dipersenjatai untuk ikut bertempur. Mereka juga mengerahkan tank dan senjata berat lainnya. Pada tanggal 12 Desember 1945, pasukan Indonesia melancarkan serangan serentak. Setelah bertempur selama empat hari, akhirnya pasukan Indonesia berhasil mengusir tentara serikat dari Ambarawa dan memukul mundur mereka sampai semarang. Melalui pertempuran ini nama sudirman mulai terangkat. Ketika terjadi pemilihan pimpinan tentara di Yogyakarta, Sudirman dapat mengalahkan Urip Somoharjo.

n)     Tindakan Heroik di Medan

Mr. Teuku M. Hassan yang telah diangkat menjadi gubernur mulai membenahi daerahnya. Tugas pertama yang dilakukan Gubernur Sumatera ini adalah menegakkan kedaulatan dan membentuk Komite Nasional Indonesia untuk wilayah Sumatera. Oleh karena itu, mulai dilakukan pembersihan terhadap tentara jepang dengan melucuti senjata dan menduduki gedung-gedung pemerintah. Pada tanggal 9 Oktober 1945, di medan mendarat pasukan serikat yang di boncengi oleh NICA. Para pemuda Indonesia dan Barisan Pemuda segera membentuk TKR di Medan.

Pertempuran pertama pecah tanggal 13 oktober 1945 ketika lencana merahh putih diinjak-injak oleh tamu di sebuah hotel. Para pemuda kemudian menyerbu hotel tersebut sehingga mengakibatkan 96 korban luka-luka. Para korban ternyata sebagian orang-orang NICA. Bentrok antar serikat dan rakyat menjalar keseluruh kota Medan. Peristiwa kepahlawanan ini kemudian dikenal sebagai pertempuran “Medan Area”.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2009 Grunge Girl Blogger Template Designed by Ipietoon Blogger Template
Girl Vector Copyrighted to Dapino Colada